Desember 09, 2009

Fort Rotterdam / Benteng Ujung Pandang

Apabila anda berjalan-jalan di Kota Makassar, jangan lupa untuk menyempatkan berkunjung di Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang yang terletak di Jl. Penghibur yang berhadapan langsung dengan laut ini. Peninggalan bersejarah zaman penjajahan ini masih tetap berdiri kokoh ditengah gedung-gedung di Kota Makassar, meskipun telah melalui berbagai macam renovasi oleh Pemerintah Kota Makassar.

Benteng ini merupakan sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo yang dibangun pada Tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14, Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti menjadi batu cadas yang bersumber dari Pegunungan Karst yang ada di daerah Maros.

Nama asli benteng ini adalah Benteng Ujung Pandang, biasa juga orang Gowa-Makassar menyebut benteng ini dengan sebutan Benteng Panyyua yang merupakan markas pasukan katak Kerajaan Gowa. Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas filosofi Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan.

Pada saat Kerajaan Gowa-Tallo menandatangani perjanjian Bungayya, maka Belanda pun menduduki daerah ini karena salah satu pasal dari perjanjian Bungayya itu mewajibkan Kerajaan Gowa untuk menyerahkan benteng ini kepada Belanda. Pada saat Belanda menempati benteng ini, nama Benteng Ujung Pandang diubah menjadi Fort Rotterdam. Adalah Cornelis Speelman yang sengaja memilih nama Fort Rotterdam untuk mengenang daerah kelahirannya di Belanda. Benteng ini kemudian digunakan oleh Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur dan sekaligus menjadi tempat tawanan bagi para pejuang Indonesia. Bahkan ditempat inilah Pangeran Diponegoro ditahan serta dikurung hingga akhir hayatnya. Konon kabarnya, Sultan Hasanuddin yang di juluki Ayam Jantan dari Timur, juga pernah mengalami penyiksaan di benteng ini.

Di Fort Rotterdam ini juga terdapat Museum La Galigo yang di dalamnya terdapat banyak referensi mengenai sejarah kebesaran Makassar (Gowa-Tallo) dan daerah-daerah lainnya yang ada di Sulawesi Selatan. Ada pula penjara bawah tanah yang menjadi tempat tawanan dan penyiksaan para pejuang yang dilakukan oleh penjajah. Bahkan kabarnya, terdapat terowongan bawah tanah yang menghubungkan antara Fort Rotterdam dengan Benteng Somba Opu yang berada di Kab.Gowa terdapat disalah satu sudut benteng ini. Serta masih banyak lagi tempat bersejarah yang sayang untuk tidak kita kunjungi apabila sedang berkunjung ke Kota Makassar khususnya di Fort Rotterdam ini.

Begitu banyak kisah,cerita dan misteri di Benteng ini yang merupakan peninggalan bersejarah di tengah Kota Makassar. Untuk melihat beberapa gambar tentang Fort Rotterdam ini, silahkan klik disini



Kabar Lainnya: